Ketua Tim Nasional Malaysia, Robert Douglas Friend, menggambarkan Malaysia sebagai raksasa yang sedang tidur.
Hal itu diutarakan oleh Friend melalui pernyataan yang dibagikan oleh Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM).
Pendamaian yang diumumkan sebagai Ketua Umum baru PSM pada 31 Desember 2024 lalu.
Seorang pria yang lebih dikenal dengan nama Rob Friend merasa terhormat menjadi bagian dari perjuangan Harimau Malaya.
Dia tampak sangat antusias dengan revolusi yang dilakukan Pemilik Johor Darul Ta’zim, Tunku Ismail Sultan Ibrahim.
Selain itu, ia juga menyampaikan rasa syukurnya kepada Majelis Olahraga Seluruh Malaysia (FAM) dan Tunku Ismail, karena telah memberikannya kesempatan.
Dia melihat proyek revolusi Harimau Malaya sebagai kesempatan baginya untuk mengembangkan sepak bola di Malaysia.
“Saya sangat bersemangat dengan visi FAM dan visi Tunku Ismail,” kata Rob Friend.
Itulah sebabnya saya ada di sini. Dialah orang yang memiliki visi yang paling baik yang pernah saya temui.
Ketika saya bertemu Tunku Ismail, dia menjelaskan tentang proyek revolusi skuad Harimau Malaya.
Saya pribadi, memang proyek terkeren di antara proyek sepak bola internasional.
“Menurutnya, ini adalah kesempatan unik untuk mengembangkan sepak bola di Malaysia,” katanya.
Lebih lanjut, Rob Friend berjanji akan bekerja sama dengan FAM untuk melanjutkan pengembangan sepak bola di tanah air.
Pemain bekas Timnas Kanada itu menyamakn Tim Harimau Malaya seperti seekor raksasa yang masih tidur nyenyak.
Sekarang ini adalah kesempatan besar bagi saya. Saya sangat bersemangat untuk bergabung dengan revolusi skuad Harimau Malaya.
Aku siap bekerja sama dengan FAM, pihak-pihak berkepentingan, untuk bersama-sama meningkatkan sepak bola di negeri kita.
“Malaysia seperti raksasa yang tidur,” kata Rob Friend, sebagaimana disebutkan oleh BH Sukan yang ditiru oleh .
Bulan November yang lalu, ungkapan raksasa tertidur juga pernah dituturkan lagi oleh Erick Thohir saat menjelaskan efek sampingan dari Timnas Indonesia.
Bersih, ketika Ketua Umum PSSI menjalani wawancara dengan koran olahraga asal Italia, Corriere dello Sport.
Erick percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam olahraga sepak bola, tetapi belum dikelola dengan tepat.
“Indonesia adalah powernya yang masih enggan bergerak,” ujar Erick Thohir.
Meskipun memiliki potensi besar, sepak bola di masa lampau belum dikelola dengan baik, profesional, dan jujur.
Titik baliknya terjadi setelah tragedi stadion Kanjuruhan pada tahun 2022.
Pada saat itu, saya diminta menjabat sebagai presiden federasi.
“Jika saya menjabat, saya akan bekerja untuk memastikan adanya kekompakan dan kesepahaman,” katanya.
Siapa dari kedua musuh sakral waktu itu yang lebih pantas disebutkan sebagai makhluk tidur selidter?
Leave a Comment